abdulthp.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Abdul Kholiq : Penanganan Limbah Perusahaan Tempat PI


TUGAS DISTANCE LEARNING
       3. Penanganan Limbah Perusahaan Tempat PI
             Limbah dari semua proses produksi maupun dari semua kegiatan yang berlangsung di perusahaan ini telah diproses sesuai dengan aturan ISO 9001 : 2008 dengan operator penanganan limbah yaitu Departement Storage and Waste

                         Proses pengolahan air limbah yang diterapkan di PT Nutrifood Indonesia adalah dengan        
          metode Biologis, yaitu dengan bantuan mikroorganisme.

A. Urutan Pengolahan air Limbah.
1. Setting instalasi dan peralatan.
a. Setting level control bak ekualisasi.
Setting level control bak ekualisasi pada low level 50% dan s/d 60% dan high level pada
70% s/d 80% dari volume bak ekualisasi. (Alat sudah disetting oleh kontraktor, operator
tinggal meyakinkan dan melakukan pengontrolan secara rutin terhadap kondisi bak
ekualisasi).

b. Setting level control bak aerasi.
Setting level control bak aerasi pada posisi high level di 40 cm dari bibir bak dan low level
di 60cm dari bibir bak (Alat sudah disetting oleh kontraktor, operator tinggal meyakinkan
dan melakukan pengontrolan secara rutin terhadap kondisi bak ekualisasi ).

c. Setting valve ke reaktor anaerobic.
Setting keempat valve yang menuju reactor anaerobic pada posisi dibuka penuh, valve
sirkulasi ke netralisasi juga dibuka penuh. (Alat sudah disetting oleh kontraktor, operator
tinggal meyakinkan dan melakukan pengontrolan secara rutin terhadap kondisi bak
ekualisasi ).
2. Persiapan dan pembuatan larutan coustik soda 15%:
a. Peralatan
1. Timbangan (Kalibrasi dilakukan oleh Quality Control Dept. dengan jadwal 6
bulan sekali)
2. Kaca mata safety
3. Sarung tangan karet
4. Masker
5. Pengaduk
6. Sepatu karet
7. Baju kerja.
b. Cara Kerja :
1. Masukan air sebanyak ±100 liter kedalam tangki basa.
2. Masukan caustic soda ± 25 kg kedalam tangki basa.
3. Aduk perlahan secara manual hingga larutan homogen
4. Larutan siap untuk digunakan.

3. Persiapan dan pembuatan larutan H2SO4 15% :
a. Peralatan
1. Timbangan (Kalibrasi dilakukan oleh Quality Control Dept. dengan jadwal 6 bulan
sekali)
2. Kaca mata safety
3. Sarung tangan karet
4. Masker
5. Pengaduk
6. Sepatu karet
7. Baju kerja.
b. Cara Kerja :
1. Masukan air sebanyak ±170 liter kedalam tangki asam
2. Masukan H2SO4 Cair sebanyak± 30 Liter
3. Aduk secara manual hingga larutan homogen
4. Larutan siap digunakan.

4. Persiapan dan Pembuatan larutan Asam Sulfat (H2SO4) 15% Secara Otomatis
a. Peralatan
1. Timbangan (Kalibrasi dilakukan oleh Quality Control Dept. dengan jadwal 6
bulan sekali)
2. Kaca mata safety
3. Sarung tangan karet
4. Masker
5. Sepatu karet
6. Baju kerja.
b. Cara Kerja
1. Timbang H2SO4 Cair (85%) seberat 176 kg
2. Masukkan air bersih ke dalam chemical mixing tank sebanyak ±70% dari
volume tangki
3. Tuangkan secara perlahan-lahan H2SO4 yang telah ditimbang ke dalam
chemical tank
4. Jalankan mixer pengaduk
5. Tambahkan air bersih ke dalam chemical tank hingga volume menjadi ±1000
liter
6. Setelah homogen,matikan mixer
7. Larutan siap digunakan
5. Persiapan dan Pembuatan larutan Coustic Soda (NaOH) 15% Secara Otomatis
a. Peralatan
1. Timbangan (Kalibrasi dilakukan oleh Quality Control Dept. dengan jadwal 6
bulan sekali)
2. Kaca mata safety
3. Sarung tangan karet
4. Masker
5. Sepatu karet
6. Baju kerja.
b. Cara Kerja
1. Timbang coustic soda flakes 98% seberat 150 kg
2. Masukkan air bersih ke dalam chemical mixing tank sebanyak ±70% dari
volume tangki
3. Masukkan coustic yang telah ditimbang secara perlahan-lahan sebanyak 75 kg
terlebih dahulu ke dalam tangki chemical
4. Jalankan mixer pengaduk
5. Setelah semua flakes larut, matikan mixer dan tunggu beberapa saat hingga
suhu larutan turun (dingin)
6. Setelah larutan dingin, masukkan kembali 75 kg coustic soda kedalam
chemical tank
7. Jalankan kembali mixer pengaduk
8. Tambahkan air bersih ke dalam chemical tank hingga volume menjadi ±1000
liter
9. Setelah semua flakes larut, matikan mixer dan tunggu beberapa saat hingga
suhu larutan turun (dingin)
10. Larutan siap digunakan

6. Persiapan dan pembuatan larutan Nutrient.
a. Peralatan
1. Timbangan (Kalibrasi dilakukan oleh NQL Dept. dengan jadwal 6 bulan sekali)
2. Kaca mata safety
3. Sarung tangan karet
4. Masker
5. Pengaduk
6. Sepatu karet
7. Baju kerja.
b. Cara kerja:
1. Timbang Nutrient sebanyak 4 kg.
2. Siapkan air bersih sebanyak 100 liter.
3. Masukkan Nutrient ke dalam nutrient tank secara hati hati.
4. Masukkan air kedalam nutrient tank sedikit demi sedikit sambil diaduk _Aduk sampai
semua kristal nutrient larut sempurna (Lama pelarutan antara 20 menit s/d 30 menit).
7. Pengolahan Air Limbah
a. Jalankan pompa ekualisasi pada kapasitas terpasang yaitu 1 M3/jam.
b. Jalankan pompa feed anaerobic.
c. Jalankan aerator di bak ekualisasi dan di bak aerob
Setelah semua persiapan selesai ,instalasi telah disetting pada posisinya proses
pengolahan air limbah akan berjalan secara otomatis, hal penting yang harus selalu
dipantau pada proses pengolahan adalah :
• Saringan harus terpasang pada bak kontrol supaya kotoran padat (plastik, kertas)
• dll yang bisa menyumbat pipa tidak ikut masuk kedalam bak ekualisasi.
• Apabila ada kotoran padat segera dibersihkan.
• Lakukan sekali kali pembuangan Lumpur aktif dari aeration tank ke sludge
• equalisation tank, hal ini bertujuan untuk mengatur umur lumpur, caranya
• dengan merubah posisi valve yang menuju equalization tank
B. Tahap – tahap proses pengolahan air limbah:
1. Proses Ekualisasi.
Proses ekualisasi merupakan proses awal tahapan pengolahan air limbah .pada
proses ekualisasi terdapat 3 ( tiga ) sub proses yaitu :
1.1. Proses netralisasi,pada proses ini air limbah dikendalikan pH – nya pada
kisaran 6,5 s/d 7,8. proses netralisasi dilakukan dengan menambahkan
larutan Na OH 15% b/b, larutan Na OH dipakai sebagai bahan penetral
karena kondisi air limbah bersifat asam.
Proses netralisasi air limbah bisa dilakukan dengan cara otomatis atau
secara manual.
• Proses netralisasi air limbah secara otomatis,
• Proses netralisasi secara otomatis berlangsung karena bak ekualisasi
dilengkapi dengan pH kontrol yang telah dihubungkan secara otomatis
dengan dosing pump untuk menginjeksikan larutan NaOH,apabila hasil
pengukuran pH air limbah dibawah 6.5.
• Hasil pengukuran setiap hari dicatat oleh operator pada form Catatan
Kegiatan Proses IPAL incinerator (CLP), Pencatatan dilakukan minimal
1 jam tergantung kondisi efluent untuk kondisi normal.
• Proses netralisasi air limbah secara manual.
• Proses netralisasi air limbah secara manual dilakukan apabila pH kontrol
otomatis tidak berfungsi. Metode netralisasi secara manual dilakukan
dengan dengan cara sbb:
i. Ambil air limbah dari 3 ( tiga ) titik pada bak ekualisasi.
ii. Ukur pH air limbah lalu catat hasilnya, pada form Catatan Kegiatan
Proses IPAL incinerator (CLP)
iii. Tambahkan larutan NaOH 15% b/b secara merata dengan
menggunakan ayung.sampai pH air limbah sesuai range yang telah
ditetapkan.
iv. Catat hasil ahir proses pada form Catatan Kegiatan Proses IPAL
incinerator (CLP)
v. Lakukan proses pemantauan dan penetralan minimal 1 jam
tergantung kondisi efluent untuk kondisi normal.
vi. Proses penambahan nutrient, nutrient ditambahkan untuk
memperkaya kandungan nutrisi dalam air limbah. Pada proses
reaksi anaerobic maupun reaksi aerobic oleh mikroorganisme
sehingga proses pengolahan air limbah menjadi lebih optimal.
vii. Pada bak Equalisasi juga perlu diperhatikan kondisi warna
1.2. Proses aerasi dilakukan dengan menambahkan oksigen terlarut dalam air
dengan menggunakan aerator.
2. Proses Anaerobic.
2.1. Setelah dilakukan proses ekualisasi air limbah dialirkan ke dalam tanki
reactor anaerobic dengan menggunakan pompa secara otomatic. Proses
anaerobic adalah proses pengolahan air limbah dengan bantuan
mikroorganisme anaerob. Pada proses anaerob mikroorganisme anaerob
akan menguraikan bahan – bahan organic yang terlarut dalam air limbah.
2.2. Pada proses anaerob setiap jam diambil sample untuk mengetahui pH,dan
warna
3. Proses Aerobic.
3.1. Dari bak reactor anaerobic air limbah dialirkan kedalam bak reactor aerobic.
proses aerobic adalah proses penguraian kandungan bahan organic yang
ada di air limbah dengan bantuan mikroorganisme aerob.
3.2. Proses aerobic dilakukan setelah proses anaerobic yaitu air limbah dialirkan
ke bak reactor aerobic. Pada proses aerobic sisa bahan organic yang tidak
bisa diuraikan oleh mikroorganisme anaerob akan diuraikan
oleh mikroorganisme aerob.
3.3. Pada proses Aerob setiap jam diambil sample untuk mengetahui pH,dan
warna
3.4. Pada proses reaksi aerob juga ditambahkan oksigen dengan menggunakan
aerator.
4. Proses Sedimentasi.
4.1. Dari bak reactor aerob air limbah dialirkan ke dalam bak sedimentasi. Proses
sedimentasi dilakukan untuk untuk memisahkan air limbah dengan Lumpur
yang terbawa dari bak reactor aerobic.
4.2. Hasil pemisahan pada proses sedimentasi berupa air hasil pemisahan bisa
langsung dibuang sedangkan Lumpur yang mengendap disedimen awal
disirkulasi lagi kedalam bak reactor aerobic, karena lumpur yang
ikut terbawa sebenarnya adalah mikroorganisme aerob.
4.3. Pada proses Sedimentasi setiap jam diambil sample untuk mengetahui
kondisi air limbah, dari pH, dan warna
4.4. Lumpur yang mengendap di sedimen akhir dibuang ke bak penampung
lumpur.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar